Ngomongin peraturan, manusia hidup di dunia mencakup beragam peraturan. Bahkan aturan demi peraturan sudah ada sejak manusia pertama terlahir sekalipun. Seperti kisahnya Nabi Adam As, yang memakan buah Khuldi kemudian di lempar ke dunia dari surge yang tentunya karena aturan yang sudah Allah SWT peringatkan dilarang untuk memakan buah khuldi tersebut yang memiliki makna buah keabadian.
Peraturan
dan segala aturan dalam masyarakat umum dibuat semata-mata demi terciptanya keharmonisan
dalam kehidupan, untuk menjalani kehidupan menjadi disiplin dan terarah. Terserah
mau gimana, asal terarah, dan enggak ninggalin norma-norma yang udah ditetapin baik
berbangsa dan beragama.
Ketika
hidup di Negara tercinta ini beragam sekali budaya, adat dan kebiasaannya yang
udah lahir turun-temurun. Seperti halnya ketika
kita menyambangi ke sebuah daerah pinngiran kota yang hidup rukun dan
masih menjunjung nilai-nilai adat dan kebiasaan. Kebiasaan dan perilaku yang
tak boleh diingakari bahwa suatu adat kalo nggak diturutin pasti ngadat.
Tinggal di
pinggiran Kota atau pun di Desa tentu banyak sekali adat dan tradisi unik yang
bahkan nggak bakalan ditemuin ketika hidup di kota. Seperti pemahaman ‘Pamali’
yang udah mendarah daging di masyarakat desa. Yup, kebiasaan unik kalo ada sesuatu
yang sifatnya menjadi pantangan atau hal yang tabu.
Kebiasaan
Pamali ini diyakini masyarakat sebagai larangan atau pantangan yang harus
dipatuhi. Kejadian-kejadian masa lalu yang identik bisa menimbulkan traumatik terhadap
suatu peristiwa yang menimbulkan perasaan khawatir terhadap peristiwa yang akan
datang atau bahkan belum tentu terjadi. Dengan begitu, orang-orang zaman dulu
mentafsirkan Pamali sebagai pantangan atau larangan terhadap peristiwa yang
dianggap tabu.
Seiring
berjalan waktu, generasi ke generasi sekarang ini orang sudah mulai pudar
dengan istilah Pamali. Karena disusul berkembangnya pedoman serta ilmu
pengetahuan. Antara percaya dan tidak percaya, antara keyakinan dan pemahaman,
Pamali dijadikan patokan dan tuntunan sebagian kecil masyarakat dari generasi
terdahulu.
Mungkin
segala bentuk hal-hal yang menyangkut Pamali bisa saja membuat kita heran,
mengapa dan bagaimana awal mulanya itu terjadi. Sering kita temui berbagai
macam istilah Pamali di masayarakat pedesaan yang mayoritas masih meyakininya.
Dari berbagai pengalaman yang pernah saya temukan, berikut ini contoh Pamali
yang beredar di masyarakat dan saya masukkan bersarkan kelompoknya.
Secara Umum
1. “Jangan mainan beras !, mentak ditinggal emak,”
Pamali yang satu ini sih, jika diartikan jangan mainin beras, kalo anak zaman dulu sebelum adanya gadget emang seneng banget mainan beras di dalem tempayan, “berasa adem gitu, nggak sih?”. Cuma yang namanya mainan suka kebablasan, beras emak jadi ampar-amparan (tumpah) yang bisa membuat emak jadi murka. Makanya anak kecil zaman dulu ditakut-takutin deh sama yang namanya pamali, “jangan mainan beras bisa ditinggal Ibu,”.
2. “Jangan makan di depan pintu !, mentak dodol balik lagi,”
Pamali yang satu ini jika dipikir logis, artinya mengganggu orang lewat. Yang tadinya mau masuk jadi terhalang di depan pintu. Mungkin orang zaman dulu ada yang mau ngasih dodol sama tetangganya, cuma dia kehalang sama orang yang ada di depan pintu, jadi nggak bisa ngasih dodol deh.
3. “Jangan nunjuk pelangi, nanti tangan cantengan !,”
Apapun
itu pantangannya, pamali yang satu ini paling nggak masuk akal, kenapa orang
kalo nunjuk ke arah pelangi bisa cantengan. Mungkin ada yang kebetulan temannya
pernah melihat ada yang cantengan lagi nunjuk ke pelangi kali. Soalnya penyakit
orang zaman dulu, kalo nggak korengan, ya cantengan, hihi.
4. “Pasangan lawan jenis (yang belum menikah dilarang makan buah durian dan pisang), Pamali ! hubungannya nggak akan lama,”
Menurut
saya, makanan atau hidangan di Negara tercinta ini juga beragam, dan juga
banyak mitos dan mistisnya, seperti halnya pernah saya buat artikelnya di situs
tapakjurnal.com beberapa bulan lalu. Ya, contoh kecilnya saja kalau orang
perempuan lagi datang bulan, dilarang buat deket-deket sama orang yang lagi
bikin Tape ketan, katanya pamali. Urusan pamali kita juga harus menghargai supaya
hidup bersosial juga tertata.
Jadi
kenapa ada larangan memakan buah durian dan pisang bagi pasangan lawan jenis
yang belum menikah?, kalo saya diartikan ini di luar nalar manusia biasa, apa
mungkin zaman dulu ada orang pacaran ada yang nggak suka dibawain buah durian
karena nggak suka sama baunya?, atau nggak suka dibawain buah pisang karena
alasan terlalu mainstream?....
Tapi
sambil menuliskan artikel ini, saya juga disuguhkan tiga buah potong durian
dari ibu yang entah dari mana durian ini didapat, yang pasti saya menikmatinya.
5. “Jangan duduk di atas bantal, nanti bisulan,”
Kalo
pamali ini sih lebih menghargai adab, untuk menghargai bantal kepala untuk
tidur tidak boleh diduduki pantat, dan di sisi lain pun bantal tidur kalo di
kampung zaman dulu tidak sebersih bantal zaman sekarang. Bantal tidur zaman
dulu itu banyak kutunya yang bisa disebut kutu (Bangsat).
6.
“Bagi perempuan, kalo nyapu harus
bersih, kalo nggak bersih nanti suaminya brewokan,”
Mungkin
gadis-gadis desa zaman dulu, standard ketampanan seorang suami adalah laki-laki Bule nan tampan tanpa brewok.
Ketika nyapu halaman nggak bersih, gadis desa zaman dulu ditakuti dengan istilah
pamali, “kalo nyapu nggak bersih, punya laki brewokan,”. Tapi zaman sekarang,
mungkin pamali tersebut udah nggak berlaku lagi, kalo idola mereka adalah bule
brewokan juragan minyak di Dubai.
7. “Kalo makan, nasi harus dihabiskan !, nanti nasinya nangis,”
Kalo
makan, nasi harus dihabiskan !, nanti Nasinya nangis atau nanti ditangisin
emak. Pamali ini lebih kepada menghargai makanan, karena kebiasaan anak-anak
kalo makan nasi nggak dihabisin.
Berdasarkan peristiwa,
1. “Jangan suka nyiram Kucing, nanti bisa hujan,”
Pantangan
yang satu ini sering banget saya lakuin pas zaman sekolah, dan entah kebetulan
atau memang keajaiban, pamali ini bisa mendatangkan hujan.
2. “Pengantin dilarang mandi, nanti hajatnya dihujanin,”
Kata
orang dulu kalo pengantin mandi, acara hajatnya bisa dihujanin. Benar atau
tidak, bisa jadi tergantung musim. Apalagi kalo pas musim kemarau, mending
banyakin mandi deh tuh pengantin, supaya turun hujan, ehehe.
3. “Jangan suka ngegadoin kelapa, nanti keremian,”
Makan
kelapa, nanti bisa keremian, ya memang bisa. Tapi kalo itu di pencernaan ada
cacing keremi, makan kelapa mentah atau kelapa tua yang belum diparut bisa
mengeluarkan cacing keremi yang ada di dalam perut. Bahkan dokter lebih
menganjurkan untuk makan kelapa yang belum diparut untuk membersihkan cacing
keremi dalam perut.
4. “Makan pisang jangan yang pinggir, Pamali !,”
Kalo
maruknya (Serakah) orang zaman dulu itu punya trik unik, contohnya saja, kalo
kita makan pisang pada bagian sisir yang paling pinggir itu dilarang dengan
alasan pamali, padahal pisang bagian pinggir itu ukurannya paling gede.
Berdasarkan agama, banyak
1. “Minum itu harus duduk, jangan sambil berdiri,”
Dalam
agama pun sudah diajarkan bahwa sunnahnya makan dan minum itu harus duduk. Adab
minum sambil duduk pun ternyata baik juga untuk kesehatan. Karena minum sambil
duduk bisa berdampak lancarnya semua organ tubuh.
2. “Jangan duduk berduaan yang ke tiga adalah setan,”
Ya,
ini pun ada aturannya sama agama. Ketika duduk berduaan, yang ke tiga adalah
syaiton. Orang duduk berdua bukan muhrim, digoda setan. Orang duduk berdua lagi
ngobrol, ujung-ujungnya nge-ghibah, karena godaan setan.
3.
“Jangan bernyanyi di kamar mandi, Pamali !,”
Di kamar mandi atau di WC juga nggak boleh sembarangan, karena WC dan Kamar mandi itu tempatnya Jin dan Setan. Apalagi kalo sambil bernyanyi, setan paling seneng.
Banyak
ragam pamali yang berkembang di masyarakat plus enam dua secara turun-temurun
menjadikannya keunikan keberagaman adat daerah. Mungkin saja di semua Negara
juga punya Pamali atau suatu pantangan yang juga mengentalkan adat dan norma
kepercayaan masing-masing.
Itulah
macam-macam Pamali yang berkembang di masyarakat. Antara percaya atau tidak,
tergantung masing-masing individu yang meyakininya.
Apabila
suatu adat tidak diikuti dengan syarat, maka akan ngadat (Ngambek). Share jika
artikel ini menarik dan bermanfaat, salam Sosial Tapak Blogger.
Posting Komentar
Posting Komentar